Jumat, 15 April 2016

laporan pemanenan tanaman teh



LAPORAN
PRAKTIK  KERJA INDUSTRI
PEMANENAN TANAMAN TEH
Dalam Rangka
PENDIDIKAN SISTEM GANDA (PSG)
DI
PT. PAGILARAN



Disusun oleh:
Nama                                      : Ahmad Shochiful
Nis                                          : 0095
Program Studi Keahlian        : Agribisnis Tanaman Pangan Dan Hortikultura




SMK MA’ARIF NU NUSAHADA REBAN
KABUPATEN BATANG
TAHUN PELAJARAN 2014/2015
Jl. Reban-Limpung Km.2 Desa Padomasan
Kecamatan Reban Kabupaten Batang





LAPORAN
PRAKTIK  KERJA INDUSTRI
PEMANENAN TANAMAN TEH
Dalam Rangka
PENDIDIKAN SISTEM GANDA (PSG)
DI
PT. PAGILARAN


Disusun oleh:
Nama                                      : Ahmad Shochiful
Nis                                          : 0095
Program Studi Keahlian        : Agribisnis Tanaman Pangan Dan Hortikultura

DisusunGunaMelengkapiSyarat-Syarat
DalammengikutiUjianSekolah/Nasional
TAHUN PELAJARAN 2015/2016

Tanggalditerima :
Tanggaldisetujui :


Mengetahui,


Pimpinan DU/DI                                                                     Pembimbing/Instruktur






LAPORAN
PRAKTIK  KERJA INDUSTRI
PEMANENAN TANAMAN TEH
Dalam Rangka
PENDIDIKAN SISTEM GANDA (PSG)
DI
PT. PAGILARAN


Disusun oleh:
Nama                                      : Ahmad Shochiful
Nis                                          : 0095
Program Studi Keahlian        : Agribisnis Tanaman Pangan Dan Hortikultura

DisusunGunaMelengkapiSyarat-Syarat
DalammengikutiUjianSekolah/Nasional
TAHUN PELAJARAN 2015/2016

Tanggalditerima :
Tanggaldisetujui :

Ketua Progrm STUDI,


Siti Muntafiah, S.P
NIP:
Guru Pembimbing,


Anita Handayani, S.Pd
NIP:

Mengetahui,
Kepala Sekolah,


Dwi Hartono, S.H.I
NIP:
Waka Humas,


Eko Nindito, S.Pd
NIP:





KATA PENGANTAR
Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat allah swt, yang telah melimpahkan rahmatnya sehingaa penulis dapat menyelesaikan tugas laporan yang berjudul  “pemanenan tanaman teh” .
Laporan ini penulis susun guna memenuhi salah satu syarat tanda bukti telah melaksanakan praktik kerja industri (PRAKERIN) yang telah dilaksanakan di PT.PAGILARAN Batang pada tanggal
Dalam kesempatan ini penulis tidak lupa menyampaikan ucapan terimakasih kepada:
1. Bapak Dwi Hartono, S.H.I selaku Kepala SMK Ma’arif NU Nusahada Reban
2. Ibu Siti Muntafiah, S.P selaku Keprodi ATPH
3. Ibu Anita Handayani, S.P.D.I
4.  Bapak Subito kepala bagian Litbang
5. Pimpinan staf  PT.PAGILARAN Kabupaten Batang
6. Kedua orang tua yang telah mendukung dan memberi ijin
            Semoga jasa beliau mendapat imbalan serta pahala yang berlimpah dari Allah SWT. Penulis menyadari bahwa laporan ini banyak kekurangan, oleh karena itu, penulis dapat berbesar hati menerima segala bentuk kritik dan saran yang bersifat membangun demi sempurnanya hasil laporan ini dan penulis berharap laporan ini dapat bermanfaat bagi pembaca yang budiman.

Reban,                 2015

Penulis








BAB I
PENDAHULUAN

A.     Latar Belakang
Praktik kerja industri (PRAKERIN) di SMK Ma’arif NU Nusahada Reban  adalah salah satu program kegiatan belajar di luar ssekolah. Hal tersebut dilaksanakan untuk meningkatkan kualitas pelajar SMK Ma’arif Nu Nusahada. Sesudah pelaksanaan PRAKERIN diharapkan siswa-siswi SMK Ma’arif NU Nusahada dapat meningkatkan keahliannya dan para siswa-siswi dapat melatih kemandirian, disiplin waktu, dan berwawasan luas.
B.     Sejarah PT. Pagilaran
Pada tahun 1840, seorang warga negara berkebangsaan Belanda bernama E. Blink membuka tanah hutan di dacrah Pagilaran kemudian ditanarni dcngan tans,man kina dan kopi. Ternyata hasil yang diperoleh kurang menggembirakan. Untuk itu pada tahun 1899, diganti dengan tanaman teh. Ternyata hasilnya lebih baik karcna keadaan alam dan tanah di daerah Pagilaran sesuai untuk budidaya tanaman teh. Setelah mengalami sedikit perkembangan, perkebunan tersebut diambil alih oleh Maskapai Belanda yang berkedudukan di Semarang. Dalam kekuasaan Belanda ini perkebunan teh mengalami perkembangan pesat. FIal ini terbukti clengan adanya penambahan areal perkebunan, yaitu dengan cara melelang taneh di sekitarnya.Pada tahun 1920 Maskapai Belanda mengalami kebakaran sehingga usaha dankegiatannya berhenti total. Akhirnya pada tahun 1922 perkebunan tch ini dibeli oleh bangsa Inggns yang kemudian diadakan perbaikan kembali. Pada tahun 1928 oleh Inggris perkebunan Pagilaran digabungkan dengan P & T Lands (Pemanukan dan Tiiasem). Pada masa penggabungan ini dimulailah pembangunan sarana kabel ban untuk memperrrudah pengangkutan pucuk teh dari kebun ke pabrik pengolahan teh. Oleh karena Inggris kalah dengan Jepang dalam perang Asia Timur Raya" maka perkebunan dikuasai oleh Jepang dan tanaman perkebunan diganti dengan tanaman pangan untuk memenuhi kebutuhan pangan tentara Jepang dalam perang Dunia II. Pada tahun 1947 - 1949 perkebunan dikuasai oleh Bangsa Inggris lagi, kemudian dilakukan pembangunan dengan peralatan lama yang masih tersisa akibat perusakan Jepang. Pada tahun 1964 melalui Surat Keputusan Menteri PTIP, Prof. Ir. Toyib Hadiwijaya perkebunan diserahkan kepada Universitas Gadjah Mada untuk dijadikan sarana pendidikan dan penelitian mahasiswa. Selanjutnya nama perusahaan diganti dengan Perusahaan negara (PN) Pagilaran dan pengelolaannya diserahkan kepada Fakultas Pertanian UGM . Untuk mengenangnya maka tanggal 23 Mei dijadikan hari lahirnya PT Pagilaran. Pada tanggal 1 Januari 1974 status perusahaan diganti dari PN Pagilaran menjadi PT Perkebunan Perindustrian Perdagangan dan Konsultasi pr pagiraran. PT Pagilaran mendapatkan tugas dari Pemerintah untuk mengembangkan perkebunan dengan pola PIR (Perkebunan Inti Rakyat) sejak tahun 1985/1986 sampai dengan sekarang dengan areal yang tersebar di beberapa propinsi ( DIY, Jawa Tengah dan JawaTimur).

C.     Tujuan Praktik Kerja Industri
Maksud dan tujuan dari Praktik Kerja Industri (Prakerin) SMK Ma’arif Nu Nusahada Reban Kabupeten Batang, adalah:
1.        Mengembangkan potensi diri dengan melihat, mendengar dan mengerjakan sendiri suatu pekerjaan dan menyelesaikannya dan tentunya melatih tanggung jawab atas pekerjaan yang di berikan kepada kita.
2.        Memiliki motivasi berprestasi tinggi agar di terima di dunia kerja yang penuh persaingan.
3.        Memperoleh life skill yang sesuai dengan tuntutan dunia usaha/industri.
4.        Memiliki rasa percaya diri tinggi dalam dunia kerja.
5.        Menambah wawasan, ilmu pengetahuan, dan teknologi.
D.    Hasil yang diharapkan
1.       Siswamengerti tentangpekerjaan yang ada di PT Pagilaran.
2.       Siswadapat mengetahui cara budidaya, perawatan dan pemanenan tanaman Teh.
3.       Siswa dapat melatih mental bekerja dan rasa percaya diri.
4.       Siswa mengerti tentang macam-macam teknik perbanyakan tanaman hortikultura.Siswa mengerti tentang carabermasyarakat yang baik dan benar.
5.       Siswa mengerti tantang cara berkomunikasi sesama pekerja dan komunikasi antara atasan kerjadenga baik.



BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A.     Pengertian Tanaman Teh
Nama latin tanaman teh adalah Camelia sinennsis. Tanaman teh adalah salah satu tanaman perkebunan yang digunakan sebagai bahan baku pembuatan minuman dengan nama yang sama. Tanaman ini mengandung zat antioksidan yang tinggi, sehingga sangat baik digunakan sebagai obat awet muda. Teh sendiri merupakan tanaman yang berasal dari pegunungan antara RRC bagian selatan dan Tibet. Ia mulai masuk ke Indonesia sejak tahun 1610 dibawa oleh para pedagang China yang berkunjung ke Indonesia.

B.     Klasifikasi Tanaman Teh
Tanaman teh tergolong ke dalam family Solanaceae dan secara lengkap diklasifikasikan sebagai berikut:
Kingdom                                  : Plantae
Divisi                                        : Spermatophyta
Sub divisi                                  : Angiospermae
Kelas                                       : Dicotiledonae
Ordo                                        : Parietales
Family                                      : Theaceae
Genus                                       : Camellia
Nama Latin atau Spesies           : Camellia sinensis

C.     Jenis Tanaman Teh
Berikut jenis-jenis teh di Indonesia beserta manfaatnya.
1. Teh Hijau
Teh hijau diperoleh tanpa proses fermentasi (oksidasi enzimatis), yaitu dibuat dengan cara menginaktifkan enzim fenolase yang ada dalam pucuk daun teh segar, dengan cara pemanasan sehingga oksidasi terhadap katekin (zat antioksidan) dapat dicegah dan kandungan gizi atau nutrisi serta vitaminnya yang tinggi tetap dapat terjaga dengan baik.
Pemanasan dapat dilakukan dengan dua cara yaitu dengan udara kering (pemanggangan/sangrai) dan pemanasan basah dengan uap panas (steam). Teh hijau memiliki kandungan gizi sangat tinggi. Teh hijau kaya akan vitamin C yang dapat meningkatkan kekebalan dan menjaga kesehatan tubuh. Flouride yang terkandung di dalamnya juga membantu memperkuat tulang dan mencegah kerusakan gigi.
2. Teh Hitam
Teh hitam merupakan daun teh yang paling banyak mengalami pemrosesan fermentasi, bila dibandingkan teh oolong, teh hijau, dan teh putih. Sehingga dapat dikatakan pengolahan teh hitam dilakukan dengan fermentasi penuh. Tahap pertama, daun diletakkan di rak dan dibiarkan layu selama 14 sampai 24 jam. Kemudian daun digulung dan dipelintir untuk melepaskan enzim alami dan mempersiapkan daun untuk proses oksidasi, pada tahap ini daun ini masih berwarna hijau.
Setelah proses penggulungan, daun siap untuk proses oksidasi. Daun diletakkan di tempat dingin dan lembab, kemudian proses fermentasi berlangsung dengan bantuan oksigen dan enzim. Proses fermentasi memberi warna dan rasa pada teh hitam, dimana lamanya proses fermentasi sangat menentukan kualitas hasil akhir. Setelah itu, daun dikeringkan atau dipanaskan untuk menghentikan proses oksidasi untuk mendapatkan rasa serta aroma yang diinginkan.
Di dunia barat, teh hitam seringkali dicampur dengan beberapa jenis daun dan menghasilkan beberapa varian minuman teh hitam. Dengan campuran tertentu, teh hitam bisa mengandung rasa buah dan bahkan rasa pedas. Teh hitam dikenal membantu mengurangi resiko stroke. Kandungan antioksidannya membantu mengurangi pembekuan pembuluh darah.
3. Teh Oolong
Teh oolong diproses secara semi fermentasi dan dibuat dengan bahan baku khusus, yaitu varietas tertentu seperti Camellia sinensis varietas Sinensis yang memberikan aroma khusus. Jenis teh oolong, belum begitu populer dibandingkan dengan jenis teh hijau atau teh hitam. Kebanyakan daun teh oolong dihasilkan perkebunan teh di Cina dan Taiwan, oolong dalam bahasa Cina berarti naga hitam karena daunnya mirip naga hitam kecil yang tiba-tiba terbangun ketika diseduh, tetapi saat ini teh oolong telah diproduksi di Indonesia, seperti Jawa Oolong, Olong Bengkulu, dan Olong Organik Banten.
Teh oolong memiliki rasa kuat dan aroma yang sangat harum seperti buah-buahan. Setelah diminum, teh ini akan memberikan efek nyaman dan senang. Beberapa variasi teh oolong di Indonesia adalah Teh Oolong Melati, Teh Olong Puncak Es, Teh Oolong Batu Wuyi, dan Teh Oolong Bulu Kepiting.
Bahan baku teh oolong diambil dari 3 daun teh teratas, yang dipetik tepat pada waktunya, yaitu pada saat tidak terlalu muda dan juga tidak terlalu tua. Proses pembuatan dan pengolahan teh oolong berada diantara teh hijau dan teh hitam, dimana teh oolong dihasilkan melalui proses pemanasan yang dilakukan segera setelah proses penggulungan daun, dengan tujuan untuk menghentikan proses fermentasi, oleh karena itu teh oolong disebut sebagai teh semi fermentasi.
4. Teh Putih
Teh putih terbuat dari daun teh yang masih sangat muda dan terletak di bagian bawah pohon yang dipetik dan dipanen sebelum benar-benar mekar. Teh putih terkenal sebagai dewa dewinya teh karena diambil dari kuncup daun terbaik dari setiap pohonnya, dan disebut teh putih karena ketika dipetik kuncup daunnya masih ditutupi seperti rambut putih yang halus. Daun teh yang dipetik adalah pucuk daun yang muda, kemudian dikeringkan dengan metode penguapan (steam dried) atau dibiarkan kering oleh udara (air dried).
Daun teh putih adalah daun teh yang paling sedikit mengalami pemrosesan dari semua jenis teh, sedangkan teh jenis yang lain umumnya mengalami empat sampai lima langkah pemrosesan. Dengan proses yang lebih singkat tersebut, kandungan zat katekin pada teh putih adalah yang tertinggi, sehingga mempunyai khasiat yang lebih ampuh dibanding teh jenis lainnya.
Karena tidak melalui proses fermentasi, atau hanya mendapat fermentasi alamiah kecil dan karena proses alam, daun teh putih mengandung berbagai senyawa kimia yang membantu melawan kanker. Seduhan teh ini memiliki warna putih keperakan, berbau harum dan manis, serta rasa yang segar. Beberapa variasi teh putih diantaranya adalah Jarum Perak, Peony Putih, dan Jarum Perak Melati.
Pucuk daun muda (kuntum daun yang baru tumbuh) tidaklah dioksidasi. Pucuk-pucuk ini dihindarkan dari sinar matahari demi mencegah pembentukan klorofil, karenanya teh putih diproduksi lebih sedikit dibandingkan jenis teh lain, dan akibatnya harga teh menjadi lebih mahal bila dibandingkan teh lainnya.
Seperti halnya teh oolong, selama ini teh putih hanya diproduksi oleh perkebunan teh di China dan Taiwan, tetapi saat ini teh putih telah mulai diproduksi di Indonesia oleh 3 perkebunan teh yaitu : (1) PT. Chakra di Ciwidey, Jawa Barat dengan nama Oza Premium White Tea; (2) PTPN VIII di Garut, Jawa Barat; serta (3) PTPN XII di Wonosari, Jawa Timur. Manfaat teh putih: menekan sel kanker, mencegah obesitas, menangkal radikal bebas lebih baik dari jenis teh lain, mencegah penuaan, mencegah masalah kulit, melangsingkan tubuh.
5. Teh herbal
Teh herbal bukan berasal dari Camillia sinensis (tanaman teh). Walaupun bukan tergolong teh dalam pengertian teknis,namun teh herbal tetap menawarkan banyak manfaat kesehatan.
Jika dicampurkan dengan berbagai bahan organik, seperti buah berry dan kelopak bunga mawah, teh herbal mampu mengurangi stres, membantu pencernaan, dan punya banyak kandungan antioksidan. Kita tahu bahwa antioksidan mampu mengusir radikal bebas sehingga tubuh jauh dari penyakit termasuk kanker. Teh herbal tidak mengandung kafein. Sehingga bisa dinikmati sepanjang hari hingga waktu tidur karena teh ini tak akan mengacaukan jam tidur malam.
6. Teh merah Bunga Rosella
Terbuat dari bunga rosella merah yang telah dikeringkan. Seduhan dari bunga rosella kering ini dan bercitara rasa sedikit asam. Manfaat teh bunga rosella : ini mampu mengatasi batuk, asam urat, kolesterol, hipertensi, radikal bebas, dan penyegar (tonik).
Selain itu, berdasarkan penelitian ilmiah yang dilakukan ilmuwan Sudan, rosela merah juga berkhasiat untuk menurunkan tekanan darah, antikejang saluran pernapasan, anticacing (antelmintik), dan antibakteri.
7. Teh Chamomile
Teh chamomile tergolong teh yang dibuat dari bunga-bungaan, sama seperti teh bunga lavender. Bunga chamomile memiliki aroma yang sangat harum dan termasuk ke dalam keluarga daisy. Teh ini membantu mengatasi masalah sakit gigi, insomnia, kram otot, dan membantu mengurangi pembengkakan (inflamasi) pada iritasi kulit.
Teh Chamomile terbuat dari teh hijau atau teh hitam yang diproses atau dicampur dengan bunga. Teh bunga yang paling populer adalah teh melati yang merupakan campuran teh hijau atau teh oolong yang dicampur bunga melati.
8. Teh Kuning
Sebutan untuk teh berkualitas tinggi yang disajikan di istana kaisar atau teh yang berasal dari daun teh yang diolah seperti teh hijau tapi dengan proses pengeringan yang lebih lambat.
Itulah jenis-jenis teh yang ada di Indonesia. Teh-teh tersebut bisa kita dapatkan di berbagai swalayan atau supermarket, tentunya dengan beranekaragam kemasan seusai pilihan penikmatnya.
D.    Syarat tumbuh tanaman teh
Tanaman teh karena berasal dari sub tropis, maka cocok ditanam di daerah pegunungan. Garis besar syarat tumbuh untuk tanaman teh adalah kecocokan iklim dan tanah.

Iklim
Faktor iklim yang harus diperhatikan seperti suhu udara yang baik berkisar 13 - 15 derajat C, kelembaban relatif pada siang hari > 70%, curah hujan tahunan tidak kurang 2.000 mm, dengan bulan penanaman curah hujan kurang dari 60 mm tidak lebih 2 bulan. Dari segi penyinaran sinar matahari sangat mempengaruhi pertanaman teh. Makin banyak sinar matahari makin tinggi suhu, bila suhu mencapai 30 derajat C pertumbuhan tanaman teh akan terlambat.
Pada ketinggian 400 – 800 m kebun-kebun teh memerlukan pohon pelindung tetap atau sementara. Disamping itu perlu mulsa sekitar 20 ton/ha untuk menurunkan suhu tanah. Suhu tanah tinggi dapat merusak perakaran tanaman, terutama akar dibagian atas. Faktor iklim lain yang harus diperhatikan adalah tiupan angin yang terus menerus dapat menyebabkan daun rontok. Angin dapat mempengaruhi kelembaban udara serta berpengaruh pada penyebaran hama dan penyakit.

Tanah
Tanah yang cocok untuk pertumbuhan tanaman teh adalah tanah yang serasi. Tanah yang serasi adalah tanah yang subur, banyak mengandung bahan organik, tidak terdapat cadas dengan derajat keasaman 4,5 – 5,6. Tanah yang baik untuk pertanaman teh terletak di lereng-lereng gunung berapi dinamakan tanah Andisol. Selain Andisol terdapat jenis tanah lain yang serasi bersyarat, yaitu Latosol dan Podzolik. Kedua jenis tanah ini terdapat di daerah yang rendah di bawah 800 m dpl. Dalam rangka pembukaan dan pengelolaan kebun perlu dilakukan survei tanah agar diketahui klasifikasi kesesuaian tanah dan kemampuan lahan. Kesesuaian tanah yang ada dibagi kedalam kategori I, II, dan III. Sedangkan kemampuan lahan menghasilkan peta yang berisi kemiringan lahan, ketebalan tanah, peta kemampuan lahan dan peta rekomendasi penggunaan lahan.

Elevasi
Sepanjang iklim dan tanah serasi bagi pertanaman teh, elevasi tidak menjadi faktor pembatas bagi pertumbuhan tanaman teh. Terdapat kaitan antara elevasi dan unsur iklim seperti suhu udara. Makin rendah elevasi pertanaman, suhu udara akan makin tinggi. Oleh sebab itu pada daerah rendah diperlukan pohon pelindung untuk mempengaruhi suhu udara menjadi lebih rendah sehingga tanaman teh tumbuh baik. Menurut keserasian elevasi di Indonesia terdapat tiga daerah, yaitu:
1.      Daerah rendah < 800 m di atas permukaan laut
2. Daerah sedang 800 – 1.200 m di atas permukaan laut
3. Daerah tinggi > 1.200 m di atas permukaan laut
Pengaruh suhu udara sangat berpengaruh terhadap pertumbuhan tanaman teh sehingga mutu yang dihasilkan tergantung dari tempat teh itu ditanam. Umumnya aroma teh yang dihasilkan pada daerah tinggi lebih baik daripada daerah rendah. Perkebunan teh di Indonesia terdapat pada keserasian elevasi cukup luas, sekitar 400-2000 m dpl.




























BAB III
PELAKSANAAN

A. Waktu Pelaksanaan
Kegiatan praktik kerja industri dilaksanakan selama dua bulan, mulai tanggal 29 Januari 2016 sampai dengan 29 Maret 2016.
B. Tempat Dan Skala Produksi
PT. PAGILARAN
 KEC. BLADO KAB. BATANG PROV. JAWA TENGAH
  1.Gambaran Umum Wilayah
Ø      Lokasi                          :Dukuh Pagilaran, Desa Pagilaran Kecamatan Blado Kabupaten Batang, Jawa Tengah
Ø     Luas lahan                    : Kurang lebih 1.113.838 ha
Ø     Ketinggian tempat         : 800-1600 Mdpl
Ø     Suhu udara                   : 15-22 Derajat Celcius
Ø     Kemiringan                   : 1 s/d 35 %
Ø     Jenis tanah                    : Andosol, Latosol dan Podsolik
Ø     Curah hujan                  : 4000-6000 mm/Tahun
Ø    Jenis tanaman terdiri dari: Teh, kopi, kina, cengkeh, saman
 2. Latar Belakang
·  Membangun dan mengembangkan usaha-usaha yang berkelanjutan yang berbasis       pertanian dalam arti luas.
·  Membangun usaha-usaha yang bermanfaat baik finansial maupun non finansial bagi pemangku kepentingan (pemilik, pengelola, pegawai, karyawan, mitra usaha) serta masyarakat luas utamanya dalam penyediaan lapangan kerja.
·  Mengutamakan tercapainya manfaat yang proporsional baik yang menyangkut aspek ekonomis, pembelajaran pertanian dalam arti luas, konservasi sumberdaya lahan dan penyediaan lapangan kerja.
·  Menciptakan dan memenuhi kebutuhan konsumen akan produk dan jasa yang berkualitas dengan layanan yang profesional.
·  Mengembangkan rekayasa produksi dan pemasaran produk sendiri maupun  produk perkebunan Indonesia pada umumnya yang memenuhi standar kualitas yang sesuai dengan segmen pasar.
·  Mengembangkan dan dan mengaktualisasikan kemampuan kewirausahaan untuk mengembangkan usaha pertanian secara eketif dan efisien.
·  Mengembangkan jejaring hubungan kemitraan dan persahabatan keluarga besar PT.Pagilaran dan mitra usahanya dalam rangka pengembangan usaha PT. Pagilaran yang lestari.

 3. Sejarah Berdirinya PT. PAGILARAN
Pada tahun 1840, seorang warga negara berkebangsaan Belanda bernama E. Blink membuka tanah hutan di daerah Pagilaran kemudian ditanarni dengan tanaman kina dan kopi. Ternyata hasil yang diperoleh kurang menggembirakan. Untuk itu pada tahun 1899, diganti dengan tanaman teh. Ternyata hasilnya lebih baik karcna keadaan alam dan tanah di daerah Pagilaran sesuai untuk budidaya tanaman teh.
Setelah mengalami sedikit perkembangan, perkebunan tersebut diambil alih oleh Maskapai Belanda yang berkedudukan di Semarang. Dalam kekuasaan Belanda ini perkebunan teh mengalami perkembangan pesat. FIal ini terbukti clengan adanya penambahan areal perkebunan, yaitu dengan cara melelang taneh di sekitarnya.
Pada tahun 1920 Maskapai Belanda mengalami kebakaran sehingga usaha dan kegiatannya berhenti total. Akhirnya pada tahun 1922 perkebunan tch ini dibeli oleh bangsa Inggns yang kemudian diadakan perbaikan kembali. Pada tahun 1928 oleh Inggris perkebunan Pagilaran digabungkan dengan P & T Lands (Pemanukan dan Tiiasem). Pada masa penggabungan ini dimulailah pembangunan sarana kabel ban untuk memperrrudah pengangkutan pucuk teh dari kebun ke pabrik pengolahan teh. Oleh karena Inggris kalah dengan Jepang dalam perang Asia Timur Raya" maka perkebunan dikuasai oleh Jepang dan tanaman perkebunan diganti dengan tanaman pangan untuk memenuhi kebutuhan pangan tentara Jepang dalam perang Dunia II.
Pada tahun 1947 - 1949 perkebunan dikuasai oleh Bangsa Inggris lagi, kemudian dilakukan pembangunan dengan peralatan lama yang masih tersisa akibat perusakan Jepang. Pada tahun 1964 melalui Surat Keputusan Menteri PTIP, Prof. Ir. Toyib Hadiwijaya perkebunan diserahkan kepada Universitas Gadjah Mada untuk dijadikan sarana pendidikan dan penelitian mahasiswa. Selanjutnya nama perusahaan diganti dengan Perusahaan negara (PN) Pagilaran dan pengelolaannya diserahkan kepada Fakultas Pertanian UGM . Untuk mengenangnya maka tanggal 23 Mei dijadikan hari lahirnya PT Pagilaran. Pada tanggal 1 Januari 1974 status perusahaan diganti dari PN Pagilaran menjadi PT Perkebunan Perindustrian Perdagangan dan Konsultasi pr pagiraran. PT Pagilaran mendapatkan tugas dari Pemerintah untuk mengembangkan perkebunan dengan pola PIR (Perkebunan Inti Rakyat) sejak tahun 1985/1986 sampai dengan sekarang dengan areal yang tersebar di beberapa propinsi ( DIY, Jawa Tengah dan JawaTimur).
Dengan adanya dukungan yang kuat tersebut PT Pagilaran membangun pabrik pengolahan di unit-unit plsama yaitu :
1. Unit Produksi Kaliboja di Kabupaten Pekalongan, Jawa Tengah
2. Unit Produksi Jatilawang di Kabupaten Banjarnegara, Jawa Tengah
3. Unit Produkis Sidoharjo di Kabupaten Batang, Jawa Tengah
4. Unit Produksi Samigaluh di Kabupaten Kulon Progo, Yogyakarta              



4. Tujuan
Ø Menjadi perusahaan perkebunan dalam arti luas dengan kinerja yang produktif, yang dapat tumbuh pada aras yang tinggi, melalui pilihan penerapan teknologi dan sistem pengelolaan yang efektif dan efisien.
Ø Menjadi pelopor dalam usaha perkebunan sebagai pengejawantahan sinergi kerja penelitian Fakultas Pertanian UGM dan kegiatan usaha perusahaan melalui kajian nalar krida-krida teknologi produksi dan pengolahan, berikut pengembangan penerapannya, dan secara nyata menyumbang temuan pengetahuan baru dan terobosan teknologi baru berikut kesesuaian penerapannya.
Ø Menjadi percontohan bagi masyarakat pelaku usaha perkebunan dan obyek studi bagi kalangan akademik melalui kegiatan usaha yang produktif, kesesuaian pemanfaatan teknologi dan tindakan konservatif terhadap sumberdaya lahan.

C. Sistem Pelaksanaan
   Metode yang dilakukan untuk mendapatkan informasi yang dilakukan dalam Praktik   Kerja Industri ini terdiri dari kegiatan langsung (praktik lapangan, observasi, wawancara) dan tidak langsung (studi kepustakaan). Metode diambil dari pertimbangan efektivitas pelaksanaan praktik kerja industri, sehingga tujuan yang telah ditentukan dapat tercapai. Metode metode yang dilakukan antara lain:
      1.Praktik langsung
Yaitu dengan ikut serta dalam kegiatan yang dilaksanakan di PT. PAGILARAN
    2.Observasi
Yaitu tehnik pengambilan data dan informasi yang dilakukan dengan cara melakukan pengamatan dan perncatatan terhadap objek yang diamati.
     3.Wawancara
Yaitu teknik pengambilan data dan informasi dengan cara bertanya langsung kepada petani dan pengelola usaha tani.
     4. Studi perpustakaan
Yaitu dilakukan dengan membaca pustaka atau literatur yang terkait dengan kegiatan yang dilakukan

D.    Prosedur
A.                 Prosedur/Skema Proses Produksi/Teknis Budidaya
1. Memilih Bibit Teh Unggul
Untuk mendapatkan bibit teh yang baik, kita bisa mendapatkannya dari perkebunan-perkebunan pemerintah ataupun dari  para petani teh. Tetapi bisa juga kita bibitkan sendiri dengan cara membiarkan tanaman yeh hidup dengan rimbun tanpa dipoyong, nantinya akan mengeluarkan biji yang bisa kitaambil untuk pembibitan.
Biji-biji teh harus disortir sebelum dijadikan bibit, biasanya biji yang jelek seperti biji bekas diserang kepik biji dengan ciri permukaan biji berbintik-bintik dengan warna coklat muda, dan keadaan biji yang telah lapuk atau busuk karena diserang jamur atau karena bekas luka-luka.
Pusat Penelitian Teh dan Kina (PPTK), Gambung-Jawa Barat telah menghasilkan klon-klon teh unggul yang telah dilepas oleh Menteri Pertanian. Pada tahun 1988 melapas jenis klon teh yang memilliki potensi hasil4.000 kg/ha teh kering dan tahan terhadap penyakit cacar.
Selanjutnya pada tahun 1998 Menteri Pertanian  kembali melepas enam klon teh unggul yaitu GMB 6, GMB 7, GMB 8, GMB 9, GMB 10 dan GMB 11 yang memiliki sifat-sifat hampir sama dengan klon sebelumnya yang membedakan adalah memiliki potensi hasil lebih tinggi hingga mencapai  5.500 kg/ha.
Klon anjuran untuk:
dataran rendah: TRI 2024, TRI 2025, SKM 116, SKM 123, PS 125, CIN 176
dataran sedang: TRI 2024, TRI 2025, PS 18, KP4, CIN 123
dataran tinggi: CIN 123, TRI 2024, TRI 2025, Kiara 8, PS 1

2. Menanam Bibit
·         Penanaman baru ( new planting )  pada lahan yang belum diusahakan
·         Sulaman ( infilling )  pada tanah kosong, bekas tanaman yang mati
·         Penanaman ulang ( replanting )  pada lahan bekas kebun teh
teknik menanam teh yang baik agar hasilnya mendapatkan hasil yang maksimal. Perihal yang cukup penting diperhatikan adalah :
           Iklim
 Pohon teh walaupun dapat ditanam di dataran rendah hal ini kurang baik dibanding tanaman teh yang ditanam di daerah dataran tinggi. sebab pohon teh sangat membutuhkan curah hujan yang cukup tinggi, yaitu, rata-rata per tahunnya 2000 mm – 2500 mm, sedangkan untuk musim kemarau berkisar 100 mm.
Walaupun pohon teh sangat baik ditanam di dataran tinggi tapi mesti diketahui, bila pohon teh ditanam didataran yang terlalu tinggi maka hasilnya kurang maksimal, pertumbuhannya akan terhambat (lambat). Jadi untuk ketinggian usahakan pada posisi 800 – 1100 m dpl. Tidak boleh sampai melebihi 1200 m dpl. Suhu yang baik untuk tanaman teh yaitu berkisar 14° - 25°C.
           Tanah
Faktor tanah dalam pertumbuhan tanaman teh sama halnya dengan tanaman yang lain, merupakan sesuatu yang sangat penting, sebab itu sifat tanah harus yang gembur, subur, bisa meresap air sampai ke dalam, dan sirkulasi air lancar. Agar mendapatkan media tanam seperti itu kita harus memperhatikan hal-hal sebagai berikut:
Mengadakan terasering pada tanah yang cukup curam. Pada tanah yang tidak terlalu curam bisa ditanam jenis-jinis pupuk hijau berderet rapat menurut tranche diantara deretan tanaman pokok.
Membuat rorak-rorak dengan maksud supaya air yang mengalir di permukaan tanah dapat ditampung dan untuk selanjutnya melalui rorak itu masuk ke dalam tanah. Oleh karena itu, maka air yang mengalir di dalam tanah tak akan mengakibatkan erosi. Lalu penanaman pohon jenis leguminosa yang berbentuk pohon bisa pula memperbaiki phisik dari tanah. Sebab pohon ini perakarannya dapat menembus kedalam tanah sampai jauh.

3. Merawat Tanaman Teh
Perawatan terdiri atas:
·        Penyiraman
·        Penyulaman
·        Penyiangan
·        Pemupukan
·        Pemangkasan
·        Kubur ranggas
·        Kerik lumut
·        penggarpuan
·        Pengendalian hama dan penyakit
·        Pengaturan naungan

4. Pemanenan/pemetikan tanaman teh
Pemetikan adalah pemungutan hasil pucuk tanaman teh yang memenuhi syarat-syarat pengolahan. pemetikan berfungsi pula sebagi usaha membentuk kondisi tanaman agar mampu berproduksi tinggi secara berkesinambungan. Panjang pendeknya periode pemetikan ditentukan oleh umur dan kecepatan pembentukan tunas, ketinggian tempat, iklim dan kesehatan tanaman. Pucuk teh di petik dengan periode antara 6-12 bulan. Teh hijau Jepang dipanen dengan frekuensi yang lebih lama yaitu  55 hari sekali. Di samping faktor luar dan dalam, kecepatan pertumbuhan tunas baru dipengaruhi oleh daun-daun yang tertinggal pada perdu yang biasa disebut daun pemeliharaan. Tebal lapisan daun pemeliharaan yang optimal adalah 15-20 cm, lebih tebal atau lebih tipis dari ukuran tersebut pertumbuhan akan terhambat. kecepatan pertumbuhan tunas akan mempengaruhi beberapa aspek pemetikan, yaitu: jenis pemetikan, jenis petikan, daur petik, pengaturan areal petikan, pengaturan tenaga petik, dan pelaksanaan pemetikan.
Beberapa istilah perlu diketahui baik dalam pemetikan maupun dalam menentukan rumus-rumus pemetikan. Istilah-istilah tersebut adalah sebagai berikut:
1.      Peko adalah kuncup tunas aktif berbentuk runcing yang terletak pada ujung pucuk, dalam rumus petikan tertulis dengan huruf p.
2.      Burung adalah tunas tidak aktif berbentuk titik yang terletak pada ujung pucuk dalam rumus petik tertulis dengan huruf b.
3.      Kepel adalah dua daun awal yang keluar dari tunas yang sebelahnya tertutup sisik. Sisik ini segera berguguran apabila daun kepel mulai tumbuh. Mula-mula tumbuh daun kecil berbentuk lonjong, licin, tidak bergerigi, biasa disebut kepel ceuli. Selanjutnya kepel ceuli diikuti oleh pertumbuhan sehelai daun kepel yang lebih besar yang disebut kepel licin. Setelah daun-daun ini terbentuk, baru diikuti oleh pertumbuhan daun yang bergerigi atau normal. Daun kepel ini dalam rumus petikan ditulis dengan huruf k.
4.      Daun biasa/normal adalah daun yang tumbuh setelah terbentuk daun-daun kepel, berbentuk dan berukuran normal serta sisinya bergerigi. Dalam rumus petik ditulis dengan angka 1,2,3,4 dan seterusnya tergantung beberapa helai daun yang terdapat pada pucuk tersebut.
5.      Daun muda adalah daun yang baru terbentuk tetapi belum terbuka seluruhnya, dan dalam rumus pemetikan ditulis dengan huruf m mengikuti angka (1m, 2m, 3m).
6.      Daun tua adalah daun yang berwarna hijau gelap, terasa keras, dan bila dipatahkan berserat. Dalam rumus pemetikan ditulis dengan huruf t mengikuti angka (1t, 2t, 3t).
7.      Manjing adalah pucuk yang telah memenuhi syarat sesuai dengan sistem pemetikan yang telah ditentukan.
Macam dan rumus petikan adalah sebagai berikut:
1.      Petikan imperial: bila yang dipetik hanya kuncup peko (p + 0).
2.      Petikan pucuk pentil: bila yang dipetik peko dan satu lembar daun dibawahnya (p + 1m).
3.      Petikan halus: bila yang dipetik peko dengan satu lembar atau dua lembar daun burung dengan satu lembar daun muda (p + 1m, b + 1m).
4.      Petikan medium: bila yang dipetik peko dengan dua lembar atau tiga lembar daun muda dan pucuk burung dengan satu, dua atau tiga lembar daun muda ( p + 2m, p + 3m, b + 1m, b + 2m, b + 3m).
5.      Petikan kasar: bila yang dipetik dengan tiga lembar daun tua atau lebih daun burung dengan satu, dua, tiga lembar daun tua (p + 3, p + 4, b + 1t, b + 2t, b + 3t).
6.      Petikan kepel: bila daun yang ditinggalkan pada perdu hanya kepel (p + n/k, b + n/k).

Panen/pemetikan pucuk teh dapat digolongkan menjadi 2 golongan petikan, yaitu:

petik


1. Petikan jendangan
Pemetikan jendangan ialah pemetikan yang dilakukan pada tahap awal setelah tanaman dipangkas, untuk membentuk bidang petik yang lebar dan rata dengan ketebalan lapisan daun pemeliharaan yang cukup, agar tanaman mempunyai potensi produksi yang tinggi.
·   dilakukan pada tanaman yang baru dipangkas
·   bidang petikan 3-5 kali pada ketinggian yang sama
·   bidang petikan sejajar dengan permukaan tanah
 2. Petikan produksi
  Pemetikan produksi dilakukan terus menerus dengan daur petik tertentu dan jenis petikan tertentu sampai tanaman dipangkas kembali. Pemetikan produksi yang dilakukan menjelang tanaman dipangkas disebut “petikan gendesan”, yaitu memetik semua pucuk yang memenuhi syarat untuk diolah tanpa memperhatikan daun yang ditinggalkan (Kartawijaya, 1978).
·   dimulai setelah 3-5 kali petikan jendangan
·   standar petikan adalah
medium: p+2t atau p+3m dan burung muda (bm)
halus: p+1t, p+2m, bm
kasar:p+3t, p+4m, bm
Produk Teh Berdasarkan Proses Pengolahan
·   Teh Hitam > fermentasi penuh
·   Teh Oolong > fermentasi sebagian
·   Teh Hijau > tanpa fermentasi
teh
 Pengolahan Teh Hitam
Tujuan Pengolahan
·                     seduhannya mempunyai rasa yang enak
·                     warna yang segar (tidak kusam)
·                     aroma yang harum
·                     bentuknya relatif seragam
·                     dapat disimpan dalam waktu yang lama
Mutu teh dipengaruhi:
·                     tujuan pabrik ------ ekspor/lokal
·                     standar petikan ------halus/kasar
·                     ketinggian dari muka laut, dataran rendah menghasilkan teh yang   hitam dengan pengeritingan baik
·                     jenis klon
·                     pelayuan, terlalu layu akan menghasilkan pengeriting yang kurang baik & cepat menjadi bubuk
·                     penggilingan, pengepresan ringan menghasilkan teh yang besar dan kasar 

5. Pascapanen/pengolahan tanaman teh
Pengolahan daun teh dimaksudkan untuk mengubah komposisi kimia daun teh segar secara terkendali, sehingga menjadi hasil olahan yang memunculkan sifat-sifat yang dikehendaki pada air seduhannya, seperti warna, rasa, dan aroma yang baik dan disukai. Bahan kimia yang terkandung dalam daun teh terdiri dari empat kelompok yaitu subtansi fenol (catechin dan flavanol), subtansi bukan fenol (pectin, resin. vitamin, dan mineral), subtansi aromatik dan enzim-enzim.
Tahapan Pengolahan:
Pengangkutan
Pengangkutan bahan baku yang perlu diperhatikan:
·              tumpukan pucuk selama pengangkutan aerasi yang cukup
·              benturan mekanis diusahakan serendah mungkin
·              hindari adanya panas matahari yang langsung mengenai pucuk
Pelayuan
Tujuan:
- mengurangi kadar air sampai tingkat layu tertentu
- elemaskan daun sehingga digiling tidak pecah
- meletakkan dasar-dasar fermentasi
Kondisi Pelayuan:
- lingkungan: T, RH, Volume dan Laju udara
- pucuk daun: KA, mutu (analisis petikan)
Alat:    Withering Trough (palung pelayuan)
T = ± 27oC, (beda Tbk-Tbb) = 3-4 oC
laju = 30000 cfm
tebal hamparan ±25 cm (±30 kg/m2)
Prinsip Pelayuan: melewatkan udara hangat melalui daun teh sampai mencapai derajat layu tertentu
Derajat layu: perbandingan antara berat daun layu dengan berat daun segar dalam satuan persen
layuan ringan : KA 57-60 % DL 40-43 %
layanan sedang : KA 54-56 % DL 44-46 %
layanan berat : KA 50-53 % DL 47-50 % Tanda-tanda pucuk layu:
·        apabila dikepal-kepal menjadi bola
·        apabila diraba seperti meraba sapu tangan sutera
·         apabila diremas tidak menimbulkan bunyi patah
·         tulang muda dapat dilenturkan tanpa patah
·         apabila tangan ditekankan akan meninggalkan bekas
·         aromanya tercium sedap berbeda dengan daun segar atau kurang layu

Penggilingan
·                     Dilakukan 3-4 tahap, tergantung skema gilingannya
·                     Tiap tahap penggilingan diikuti dengan pengengayakan (sortasi basah)
Tujuan:
- memecahkan dinding sel pucuk teh sehingga cairan sel bercampur dengan enzim dan udara luar
- menggulung daun agar menjadi keriting
- mengecilkan ukuran daun
- meletakkan dasar bagi proses fermentasi
Prinsip kerja: gerak putar silinder di atas meja untuk menggulung, memeras, memotong
Menurut gerakannya : double dan single action
Menurut fungsinya:
1. Open Top Roller (OTR)
·                     terdiri dari silinder dan meja
·                     tanpa tekanan dan menggulung
2. Press Cap Roller (PCR)
·                     terdiri dari silinder dan meja
·                     dengan penekanan (press)
·                     menggulung dan memeras
3. Rotor Vane (RV)
·                     terdiri dari silinder horisontal, poros/rotor, kipas pendorong, kipas penahan, plat ujung dan ulir
·                     memotong atau mengecilkan ukuran
·                     Skema Giling I : OTR - PCR - PCR - RV II : OTR - PCR - RV - PCR III : OTR - RV - PCR - PCR
·                        Contoh: PTP XVIII Jolotigo, PTP VIII Cisarua à skema giling berat (OTR - PCR - RV - RV)
Sortasi Basah (Pengayakan)
Tujuan : memisahkan bagian yang halus (bubuk) dan bagian yang kasar (badag) sehingga diperoleh bubuk yang seragam, supaya hasil fermentasi sempurna dan pengeringan dapat merata
Alat Pengayak
DIBN (double india breaker natsorteedeer)
saringan (7 - 7 - 6 - 6 - 5 - 5) - gerakan secara rotari
RRB (rotary roll breaker)
hampir sama dg DIBN, beda ukuran mesh
saringan ( 5 - 6 - 6) atau (6 - 6 - 7)
Bagan Proses Penggilingan dan Sortasi Basah
giling_sortasi
Fermentasi
Berlangsung sejak pucuk mengalami giling I dan berakhir ketika masuk kedalam mesin pengeringan
Proses:
senyawa polifenol ------ theaflavin, thearubigin oksidasi
Theaflavin:
- warna senduhan teh kuning
- menentukan karakter – brightness - dan briskness
Thearubigin:
- warna seduhan teh merah kecoklatan - membentuk kemantapan seduhan –body- atau –strength
Tujuan : untuk memperoleh aroma, rasa dan warna air seduhan seperti yang dikehendaki, sebagai akibat reaksi kimia yang terjadi selama fermentasi
Kondisi Fermentasi:
-suhu ruang : 20 -28 o C
- suhu lapisan bubuk: 26 - 28 o C
- RH udara: 90 - 95%
- pengabutan (mist spraying), air humidifier
- lama fermentasi: 2 - 3.5 jam sejak masuk giling I
- alat: baki aluminium
- tebal hamparan tidak lebih dari 7 cm

Pengendalian Proses Fermentasi:
- mengupayakan suhu bubuk tidak terlalu tinggi
- memberikan RH sekitar bubuk hampir jenuh
- menyediakan oksigen yang cukup dengan aerasi
- memabatasi waktu fermentasi

Pengeringan
Tujuan:
- menghentikan proses fermentasi
- untuk memperoleh hasil akhir berupa teh kering yang tahan lama disimpan, mudah diangkut dan diperdagangkan
Prinsip: Menghembuskan udara panas melewati hamparan teh yang telah difermentasi, udara yang paling panas bersentuhan dengan bubuk teh yang paling kering
Faktor:
1. Suhu dan volume udara yang dihembuskan
2. Jumlah input bubuk basah
3. Waktu pengeringan (kecepatan gerak tray)
Alat: ECP-6 (two stage/three stage drier), Fluid bed drier (FBD)
Kondisi:
- T inlet 93 - 94 oC, T outlet 50 oC, lama 20 - 25 menit
- tebal hamparan bubuk (0.5 - 1 cm), badag (2 - 3 cm)kapasitas (two stage) output per jam : 274 - 300 kg
- kadar air teh kering 2.5 - 3 % Case hardening: bagian luar bubuk teh sudah kering, bagian dalam masih basah.

Sortasi Kering
Proses pengolahan lanjutan untuk klasifikasi jenis dan mutu teh kering
Tujuan:
- membersihakan teh kering dari potongan serat dan batang
- memisahkan jenis-jenis mutu teh sesuai ukuran yang dikehendaki pasar - apabila diperlukan harus pula memperkecil partikel teh
Alat :
1. Bubble tray (memisahkan bubuk kasar dan halus)
2. Chota ( mengelompokkan berdasarkan ukuran partikel)
3. Vibro screen (pemisahan powdery dari bubuk teh)
4. Fibrex (membersihkan serabut)
5. Winnower (memisahkan berdasarkan berat jenis)
6. Cutter (memotong bubuk menjadi lebih kecil) 7. Chrusher (memperkecil bubuk kasar)
Sortasi gagal apabila:
- permukaan teh tidak mengkilat
- perubahan warna hitam menjadi kelabu
- ukuran partikel tidak merata dan masih banyak serat, tangkai dan debu

Analisa Mutu
Tujuan: menentukan mutu, mengetahui dan memeriksa kesalahan-kesalahan proses pengolahan
Pengujian dilakukan terhadap:
1.Kenampakan (appearance): warna, keseragaman bentuk teh
2. Sifat Seduhan (liquor): warna, rasa dan aroma
3. Sifat Ampas Teh (infused leaf): warna ampas teh

Pemutuan
Jenis-jenis mutu:
1. Mutu Fancy (leaf grade) * P (pekoe) * FP (flower pekoe) * OP (orange pekoe) * S (souchong) * PS (pekoe souchong)
2. Mutu Pertama (first grade) * BOP (broken orange pekoe) * BOPF (broken orange pekoe fanning) * PF (pekoe fanning) * DUST
3. Mutu Kedua (second grade) * PF 2 * DUST 2 * DUST 3
4. Mutu lokal/sisa (off grade) * Bohea (batang tua dan serat) * Kawul Note: pekoe (teh daun), broken (teh remuk), dust (teh hancur)






BAB IV
PEMBAHASAN

A. KRITERIA PANEN TEH
a.Tanaman teh telah berumur 30-31 bulan setelah tanam
b.Jumlah daun pada pucuk-pucuk daun antara 4-6 helai
c.Bidang petik 60-75 cm, ketinggian jumlahnya hingga 60%

B.ALAT PEMANENAN
a.Keranjang tampung
            Digunakan untuk menampung hasil petikan pada pemanenan secara manual.
b.Pisau petik
            Digunakan untuk memetik pucuk teh dengan kualitas di bawah hasil petikan dengan    tangan.
c.Mesin pemetik teh
            Digunakan untuk memetik daun teh dengan cepat tetapi dengan kualitas yang rendah.

C.PROSES PANEN
            Ada 3 macam macam petikan teh diantaranya ;
a.Petikan Jendangan
Petikan pertama setelah pangkasan untuk membentuk bidang petik agar datar dan rata
b.Petikan Produksi
            Petikan produksi dilakukan setelah petikan jendangan.Cara pemetikan produksi adalah sebagai berikut ;
1.      Tunas yang melewati bidang petik dan memenuhi rumus petik harus diambil sedangkan  tunas yang melewati bidang petik tetapi belum memenuhi rumus petik dibiarkan.
2.      Tunas yang terlalu muda harus diambil/dipetik.
3.      Semua pucuk burung diambil.
4.      Tunas yang menyamping dan tingginya tidak melebihi bidang pangkas dibiarkan.
c.Petikan Gandesan
            Dilakukan di kebun yang akan dipangkas dengan cara memetik semua pucuk tanpa melihat rumus petik.Waktu pemetikan daun teh didasarkan pada daur petik. Daur petik merupakan jangka waktu antara satu pemetikan dengan pemetikan berikutnya,dihitung dalam hari.Panjang pendeknya daur petik tergantung pada kecepatan pertumbuhan pucuk. Kecepatan pertumbuhan pucuk dipengaruhi oleh:
a. Umur pangkas
Semakin tua umur pangkas, semakin lambat pertumbuhan, sehingga daur petik lebih panjang.
b. Iklim
Pada musim kemarau, pertumbuhan tunas semakin lambat sehingga daur petik lebih panjang. Sebaliknya, pada musim penghujan, pertumbuhan tunas semakin cepat sehingga daur petik menjadi lebih pendek.
c. Elevasi atau ketinggian tempat
Semakin tinggi letak kebun dari permukaan laut, semakin lambat pertumbuhan, sehingga semakin panjang daur petik.
d. Kesehatan tanaman
            Jika kondisi tanaman teh semakin sehat, semakin cepat pertumbuhan pucuk sehingga semakin pendek daur petiknya.
Sedangkan untuk bagian tanaman teh yang di petik diantaranya ;
1. Pucuk peko
Pucuk peko adalah kuncup tunas aktif berbentuk runcing yang terletak pada ujung pucuk. Pucuk ini akan mengalami dormansi setelah menghasilkan 4-7 pucuk. Di dalam pucuk peko terkandung banyak senyawa katekin yang belum mengalami degradasi sehingga dapat menghasilkan teh yang berkualitas baik.
2. Pucuk burung
Pucuk burung adalah tunas tidak aktif yang berbentuk titik yang terletak pada ujung pucuk. Pada periode ini pucuk in-aktifmereduksi atau memperlambat pertumbuhan. Pucuk burung sering terbentuk jika pemupukan tanaman kurang dan ketersediaan air yang kurang.
3. Pucuk nagog
Pucuk nagog adalah pucuk yang tumbuh dari pucuk burung. Biasanya pucuk ini baru muncul setelah 90 hari.
4. Pucuk atau cabang cakar ayam
            Pucuk atau cabang cakar ayam adalah pucuk yang pertumbuhan tunas dari ketiak daunnya lebih dari satu dan berada di atas bidang petik. Biasanya, pertumbuhan pucuk ceker ayam ini tidak akan stabil.
            Pemetikan dapat dilakukan secara manual (menggunakan tangan) atau pun mekanik (menggunakan gunting maupun mesin). Teknik pemetikan ini berpengaruh terhadap daur petik tanaman teh. Dengan menggunakan tangan, gilir petiknya adalah 10-14 hari, dengan menggunakan gunting, gilir petiknya adalah 18-20 hari serta dengan menggunakan mesin, gilir petiknya adalah 25-30 hari. Manfaat pemetikan menggunakan gunting diantaranya adalah kapasitas pemetikan yang lebih tinggi dan dapat menekan dan mengurangi populasi hama dan penyakit pada daun teh. Kelemahan yaitu mutu petikan cenderung menjadi kasar terutama pada awal-awal pemakaian. Sedangkan jika menggunakan mesin, kapasitas pemetikan dengan menggunakan mesin lebih tinggi daripada pemetikan dengan menggunakan tangan dan gunting. Pemetikan menggunakan mesin hanya dilakukan jika jumlah pucuk yang harus dipetik melimpah dan tidak sesuai dengan jumlah tenaga pemetik yang ada.
Pemetikan manual dilakukan oleh para pemetik teh. Pemetik teh tersebut harus memahami cara pemetikan teh, beberapa hal yang harus diperhatikan dalam memetik teh adalah:
a. Berjajar menurut kontur tanaman
b. Mengambil semua pucuk yang posisisnya ada diatas bidang petik
c. Mengambil semua burung yang posisinya ada di atas bidang petik, yang muda dikumpulkan sebagai hasil petik, yang tua dibuang
d. Tidak melakukan pemetikan yang ada di dalam bidang petik karena akan mengakibatkan pertumbuhan tanaman tidak sehat
e. Tidak melakukan pemetikan ditepi tanaman yang posisisnya belum melebihi bidang petik agar bidang petik tidak saling menutup yanh bisa menyebabkan produksi pucuk menurun
f. Mengambil atau memetik pucuk tanggung yang posisinya sejajar dengan pucuk yang masuk petik
g. Mengambil pucuk yang pertumbuhanya mengelompok mengarah pada cakar ayam agar tidak megganggu pertumbuhan pucuk lainnya

BAB IV
    PENUTUP
BAB V
PENUTUP
A.  Kesimpulan
Indonesia adalah negara yang sangat berpotensi mengembangkan sektor pekebunan. Salah satu tananman perkebunan adalah teh (Camellia sinensis.) karena indonesia mempunyai iklim yang cocok untuk budidaya teh.
B.  Saran
Sebelum melakukan budidaya tanaman teh lebih baik kita memahami teknis dasar dalam melakukan budidaya teh.Jika kita tidak memahami teknis dasarnya maka mempengaruhi hasil produktivitas tanaman teh tersebut.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar